Diberdayakan oleh Blogger.

Find Us On Facebook

Advertise

CORE




aku menggapai mu, dari kejauhan bersama angin. angin menari-nari bersamaan dengan helaian rambut yang terurai. seperti berlari-lari kecil mata ku menahan air mata. mencoba bertahan dan menjadi kuat. lebih kuat dari sebelumnya. kisah tidak akan selalalu bahagia.

beberapa dedaunan kembali berguguran. menyisakan beribu kenangan yang tak pernah usai. aku masih meningatnya. begitu baik. tak pernah hilang meskipun sejenak. hanya saja, entah mengapa hari ini terasa begitu berat hanya untuk mengenangnya.

mentari mulai meredup, namun kaki ku seakan-akan tak mau segera pergi. hati ku masih terpaut disini. aku masih ingin kembali. menuju masa-masa itu.


Akhirnya aku paham mengapa ketika saat seseorang mengatakan bahwa ia tidak ingin bertemu dengan mu lagi menjadi sangat menyakitkan. kau tahu? aku juga pernah melakukan hal yang sama. menjalani hari-hari yang menyenangkan secara bersama. ya aku pernah menikmati masa itu dimana aku memiliki sebuah ikatan yang kuat dengan seseorang.

aku mencoba memutuskan ikatan yang pernah aku buat. aku. saat itu aku mungkin tidak paham dengan keputusan yang aku buat. tapi kau tahu. waktu itu mungkin adalah perasaan ku yang paling kuat yang bisa aku tunjukan. aku benar-benar tidak pernah ingin kehilangan perasaan itu. aku. aku tidak tahu harus berbuat apa. aku takut ketika perasaan ku pada ikatan itu semakin maka aku tidak bisa memberikan yang terbaik.

hari ini aku melihat sebuah kejadian yang sangat menyakitkan. sekelompok orang yang telah memiliki ikatan yang sangat kuat kini putus begitu saja. entahlah aku masih bingung bagaimana cara menuliskan perasaan ataupun kejadian yang aku lihat.

ah benar-benar sangat menderita. mengapa begitu terasa. mengapa aku merasakan hal tersebut sangat mirip dengan ku. apakah salah orang tersebut sehingga ikatannya diputus.


Masih kah kau menangis. tergugu menunggu dalam siraman hujan.

Menunggu sesuatu yang menurut mu berharga namun tak pernah kembali.

Aku masih setia menunggu. dibelakang mu. menunggu kau sadar. bahwa masih ada yang peduli.

Biarlah waktu yang menilai.

Bahwa payung ini masih tersedia untuk menggapai mu.


awan putih bergerak beriringan. mengurai rambutku satu per satu, melambaikan dedaunan dan pepohonan. mengucapkan selamat pagi dengan begitu pelan. mungkin tak terdengar. aku hanya merasakannya.

matahari tertutup awan. menghalau sinarnya yang sedari tadi menghangatkan tubuh ku. membuat ku terbangun dari mimpi mimpi lama. mana mungkin aku mengingatnya.

beberapa bulan telah berlalu. semenjak aku berada disini. aku belum begitu paham. bagaimana dunia ini bekerja. ah lebih tepatnya mungkin aku tak menginginkannya. aku hanya tak pernah ingin tahu. begitu rumit. seperti jiwa ku.

aku menengok sekeliling ku. beberapa burung terbang. berkawanan. saling melengkapi. hanya saja aku merasa bahwa ada bagian dari diri ku yang hilang. aku tak tahu.

aku berdiri. menggapai langit. menantikan detik demi detik yang terus bergulir. aku berjalan menuju kota.


bagaimanakah cara menolak? ketika kau diberikan sesuatu yang sebenarnya tidak begitu engkau inginkan? apakah bisa menolak tanpa menggoreskan luka? apakah bisa menolak tanpa meninggalkan bekas.

aku hanya berguman. berpikir. melepas pandangan pada pepohonan. lalu kembali sibuk dengna pikiran-pikiran ku yang mencoba memecahkan sebuah pertanyaan kecil yang muncul begitu saja.

pertanyaannya adalah apakah benar-benar muncul begitu saja? apakah itu pernah terjadi? mungkinkah aku telah lupa? aku hanya terdiam. tak bergeming. tak berekspresi.


Apa sih yang mereka inginkan? aku tak begitu paham. aku sudah mencoba berkali kali mengatakan hal yang sama. begitu juga mereka.

Aku telah mencoba belajar. belajar memahami apa maksud mereka. mengapa mereka selalu berkata 'seperti itu' kepada ku. mengapa sikap mereka selalu seperti itu. apakah mereka sadar dengan apa yang mereka katakan atau apa yang telah mereka perbuat?

aku ingin sekali berlari. berteriak sekencang-kencangnya. memukul bumi. mencakar angin. melampiaskan semua perasaan yang aku rasakan.

hei kau tahu? memendam itu sangat menyakitkan bukan? membuat dada mu sesak. terasa begitu menyakitkan. terasa begitu menyesakan.

jika kau memiliki pilihan untuk terlahir kembali dengan umur 'tetap' dengan fisik yang mengecil maka sudah tentu aku akan lebih memilihnya dibandingkan aku hanya mengulang umurku tanpa ada perubahan terhadap keadaan di hidupku saat ini.

masihkah mereka mengatakan hal yang sama pada ku jika mereka membaca tulisan ini?


semilir angin menerpa bayang-bayang diri. sinar mentari menghangatkan hati yang telah lama dingin. aku menatap jauh kedepan. tak ada kata yang harus dapat aku katakan untuk membuat hati ku menjadi lebih santai.

waktu terus berjalan tanpa jeda. mentari semakin malu menunjukan dirinya. bayangan itu perlahan memudar tergantikan bayang lainnya. haruskah aku mengatakan sesuatu?

aku merenung berpikir apa yang ingin aku katakan disaat seperti ini. aku hanya merasakan bahwa aku menyimpan sesuatu. tidak! bahkan lebih. aku menyembunyikan sesuatu. sesuatu yang sangat berat. ia lebih seperti beban, namun aku benar-benar kesulitan untuk menjelaskannya.

aku hanya tahu bahwa aku menyimpan sesuatu. aku hanya tak paham bagaimana menyampaikannya.

aku berfikir apakah benar aku seperti ini. bahkan mengenai diri ku sendiri saja aku tak paham. apakah aku benar-benar belum mengerti diri ku sendiri?

seseorang tolonglah aku. selamatkan aku dari rasa sendiri ini. tapi...

masihkah ada orang yang ada di sekitar ku untuk menyelamatkan ku dari rasa ini?